🌌 Asal Menjalani, Tapi Tak Asal Mengerti
Kadang hidup terasa seperti jalan panjang tanpa petunjuk arah.
Kita melangkah, bukan karena tahu mau ke mana,
tapi karena diam terlalu lama terasa menyakitkan.
Ada kalanya kita bangun pagi, menatap langit abu-abu,
dan bertanya dalam hati,
"Apakah semua ini hanya kebetulan yang berulang?"
Namun di balik langkah asal itu,
ada hati yang diam-diam belajar memahami.
Belajar bahwa tidak semua yang tampak sia-sia itu benar-benar kosong.
Terkadang, justru di tengah keasal-asalan hidup,
tersimpan makna yang diam-diam tumbuh seperti benih yang tak sengaja jatuh di tanah gersang.
☕ Tentang Kita yang Tak Selalu Tahu Arah
Kita sering ingin hidup terencana,
teratur, rapi, seperti halaman majalah motivasi.
Tapi hidup bukan brosur wisata.
Ia tak menjanjikan pemandangan indah di setiap tikungan.
Ada jalan berlumpur, ada tanjakan curam,
ada hujan yang turun tanpa aba-aba.
Namun anehnya, justru di sanalah
jiwa kita belajar: tentang sabar, tentang ikhlas, tentang kuat yang tak selalu keras.
Kadang, hidup yang “asal dijalani”
malah jadi guru terbaik.
Karena dari keasal-asalan itu,
kita belajar menerima — bahkan mencintai — ketidaksempurnaan.
🌧️ Ketika Hati Mulai Mengerti
Ada masa di mana kita berhenti mengejar,
dan mulai memahami.
Bahwa tidak semua yang tertunda itu gagal.
Bahwa tidak semua yang hilang itu buruk.
Kita perlahan sadar,
bahwa hidup bukan tentang siapa yang paling cepat,
tapi siapa yang paling tulus dalam setiap langkah kecilnya.
Seperti hujan yang datang tanpa jadwal,
namun selalu membawa kesejukan.
Begitu pula hidup — datang dalam bentuk acak,
namun diam-diam menyembuhkan luka yang dulu tak kita sadari.
🌙 Menemukan Makna dalam Keasal-asalan
Mungkin benar, kita tidak tahu apa tujuan besar hidup ini.
Tapi mungkin juga, hidup tak menuntut kita tahu segalanya.
Mungkin cukup dengan satu hal:
menjalani dengan hati.
Karena yang asal-asalan,
bisa jadi berarti,
asal dilakukan dengan kesungguhan yang sederhana.
Mungkin tak semua hal harus bermakna besar.
Kadang, tersenyum di pagi yang suram pun
sudah cukup menjadi bentuk kecil dari kebijaksanaan.
💫 Penutup: Hidup Itu Sederhana, Kalau Kita Mau Mengerti
Hidup bukan lomba mencari kesempurnaan.
Ia hanya ingin kita hadir — meski seadanya.
Mau jatuh, mau terluka,
asalkan terus berjalan dan tak kehilangan hati.
Karena sejatinya,
kita semua memang tulisan yang asal-asalan,
tapi di tangan waktu,
setiap goresannya bisa jadi karya yang berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar