Halaman

Tulisan yang berada di blog ini terdiri dari berbagai tulisan yang ditulis dengan asal-asalan. Maksudnya asal dari segala macam asal, seperti asal nulis, asal kena, asal jadi, asal enak, asal mood, asal ingin, asal dibaca, asal berguna, dan asal-asal yang lain. Namun bukan asal jiplak, asal nyalin, asal nyadur atau asal yang bisa merugikan orang lain. Siapapun boleh mengomentari, membaca, menyalin, mencetak, mempublikasikan, menerbitkan, ataupun hal yang senada dengan itu tapi harus ingat akan pencantuman nama penulis dan alamat blog ini dalam media yang digunakan untuk pelaksanaan hal atau proses tersebut.

Kamis, 06 November 2025

Asal Menjalani II: Tentang Hati yang Pernah Lelah

🌧️ Tentang Hati yang Pernah Lelah

Ada masa di mana kita tidak ingin jadi kuat.
Tidak ingin berpura-pura tegar,
tidak ingin tersenyum demi sopan santun.

Kita hanya ingin diam.
Melepaskan napas panjang,
dan berkata pelan pada diri sendiri:
"Aku capek..."

Bukan lelah karena berjalan jauh,
tapi karena harus terus berpura-pura baik-baik saja.


🌙 Kelelahan yang Tidak Selalu Terlihat

Tidak semua luka berdarah,
tidak semua lelah berwujud kantuk.
Ada letih yang datang dari dalam,
menyelinap di antara tawa yang dipaksakan.

Dan kita tetap berangkat pagi itu —
dengan hati yang remuk tapi masih menatap langit,
karena entah mengapa,
ada bagian diri yang selalu ingin mencoba lagi.


🍃 Belajar dari Diam

Kadang yang kita butuhkan bukan semangat,
tapi diam.
Bukan motivasi,
tapi waktu.

Waktu untuk memeluk diri sendiri,
untuk membiarkan air mata turun tanpa alasan,
untuk mengakui bahwa tidak apa-apa kalau sedang tidak baik-baik saja.

Karena dari diam itu,
jiwa mulai berbicara pelan:
"Aku masih di sini, jangan lupakan aku..."


🌤️ Ketika Hati Mulai Pulih

Lucunya, setelah badai panjang,
kita tidak pernah kembali menjadi orang yang sama.
Ada bagian yang hilang, tapi juga bagian yang tumbuh.
Kita belajar untuk tidak menuntut segalanya,
belajar untuk tidak marah pada waktu.

Ternyata, menjadi kuat bukan soal menahan tangis,
tapi berani menangis dan tetap melangkah esok pagi.


🌻 Menemukan Cahaya di Tengah Lelah

Pada akhirnya,
kita menyadari satu hal sederhana:
bahwa lelah pun punya makna.
Ia bukan tanda kita kalah,
tapi tanda bahwa kita telah mencoba terlalu lama tanpa berhenti mencintai.

Dan bukankah itu indah?
Mencintai hidup,
meski ia tak selalu mencintai kita kembali.


Penutup: Hati yang Lelah, Tapi Masih Percaya

Hidup akan terus berjalan,
dan kita akan terus menua.
Tapi selama masih ada sedikit cahaya dalam dada,
selama masih ada rasa ingin mencoba,
itu sudah cukup.

Kita tak harus jadi sempurna,
cukup jadi manusia yang jujur pada lelahnya.

Karena bahkan hati yang paling penat pun,
akan menemukan ketenangan —
saat ia berhenti berjuang untuk terlihat kuat,
dan mulai berani menjadi tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar