Halaman

Tulisan yang berada di blog ini terdiri dari berbagai tulisan yang ditulis dengan asal-asalan. Maksudnya asal dari segala macam asal, seperti asal nulis, asal kena, asal jadi, asal enak, asal mood, asal ingin, asal dibaca, asal berguna, dan asal-asal yang lain. Namun bukan asal jiplak, asal nyalin, asal nyadur atau asal yang bisa merugikan orang lain. Siapapun boleh mengomentari, membaca, menyalin, mencetak, mempublikasikan, menerbitkan, ataupun hal yang senada dengan itu tapi harus ingat akan pencantuman nama penulis dan alamat blog ini dalam media yang digunakan untuk pelaksanaan hal atau proses tersebut.

Kamis, 06 November 2025

Asal Menjalani IV: Tentang Cinta yang Tak Lagi Sama

 


🌙 Tentang Cinta yang Tak Lagi Sama

Ada cinta yang datang dengan senyum,
dan pergi tanpa pamit.
Ada pula cinta yang diam di sudut hati,
tak pernah diucap, tapi tak pernah benar-benar hilang.

Waktu membuat segalanya berubah —
termasuk rasa.
Cinta yang dulu berapi-api,
kini mungkin tinggal bara kecil yang tenang,
hangat tapi tak lagi membakar.

Dan kita pun belajar:
tidak semua cinta harus dimiliki,
beberapa cukup dikenang dalam tenang.


🌧️ Ketika Rasa Tak Lagi Seperti Dulu

Pernahkah kamu merasa asing,
dengan seseorang yang dulu begitu kamu kenal?
Tatapan yang dulu menenangkan,
kini terasa seperti pemandangan jauh — indah, tapi tak bisa digapai.

Cinta yang dulu penuh tawa,
kini hanya menyisakan percakapan singkat dan basa-basi.
Tapi bukan berarti hilang,
mungkin hanya berubah bentuk —
dari kelekatan menjadi kenangan,
dari memiliki menjadi merelakan.


🌿 Belajar Mencintai Tanpa Memiliki

Kita tumbuh,
dan cinta ikut berubah bersama kita.
Dulu kita berpikir, cinta harus berujung pada “bersama”.
Tapi sekarang kita tahu,
kadang cinta terbaik justru yang membiarkan seseorang bahagia,
meski bukan dengan kita.

Ada keindahan tersendiri
dalam melepaskan tanpa dendam.
Ada ketulusan yang lahir
dari hati yang sudah cukup mengerti.

Mungkin itu bentuk cinta paling dewasa
bukan yang ingin menggenggam,
tapi yang berani berkata,
"pergilah, dan bahagialah, meski tanpa aku."


🌤️ Cinta Tak Pernah Benar-benar Hilang

Cinta tak mati, ia hanya berpindah rumah.
Dari dada yang penuh rindu,
ke hati yang penuh doa.

Ia berubah dari pelukan menjadi kenangan,
dari tawa menjadi syukur.
Dan meski tak lagi hadir di sisi,
ia tetap hidup — dalam bentuk yang lebih lembut,
lebih tenang, lebih manusiawi.


Tentang Memaafkan dan Menerima

Kadang cinta tidak pergi karena benci,
tapi karena sudah saatnya berhenti.
Dan tak apa.
Karena setiap perpisahan,
adalah cara semesta menyiapkan tempat baru untuk belajar mencintai lagi —
entah pada orang lain,
atau pada diri sendiri.

Memaafkan bukan berarti melupakan,
tapi mengizinkan diri untuk berbahagia tanpa rasa bersalah.


🌙 Penutup: Cinta yang Tetap Tumbuh, Meski Tak Lagi Sama

Pada akhirnya,
cinta tidak hilang — ia hanya berubah arah.
Ia mengajarkan kita arti kedewasaan,
bahwa memiliki bukan satu-satunya bentuk kasih.

Kita tak lagi mencintai dengan tergesa,
tapi dengan doa yang diam-diam.
Tak lagi menuntut hadir,
tapi cukup tahu bahwa yang pernah ada
pernah membuat hati ini hidup.

Dan itu sudah cukup.

Karena cinta sejati,
tak selalu tentang siapa yang tinggal,
tapi siapa yang meninggalkan jejak lembut di dalam hati,
meski telah lama pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar